Aku yang merindu, merenda-renda kembali sisa-sisa rintihan sunyi Pada sang waktu aku kalah telak, hingga aku jatuh tergeletak Tak peduli tulang tubuhku hancur dan retak, aku pasti akan meraihmu kelak Saat rindu bukan lagi sebuah bualan, jarak dan waktu hanyalah sebatas satuan Mencaci dan mencemooh diri Mengerang dalam temaram malam Saat rindu semakin memuncak Sebuah sapaan bagai wahyu dari jibril, mencerahkan dan memberi petunjuk bagi jiwa-jiwa yg tersesat Aku kembali ke pelukan lazuardi Saat horizon pagi semakin nyata di depan mata... Fajar menyingkap segaris jingga, membuka kembali jendela-jendela rahasia Saat sang raja kembali berkuasa, desah nafasmu semakin terasa nyata Membasuh keringnya telaga hati yg telah lama terjajah sepi Entah nyata atau tidak, aku rindu merindukanmu... (13092012)
Wkwkwk From Home | Ambyar sejak dalam pikiran